“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)

Senin, 05 Oktober 2015

:)

Dari Ibnu Abbas ia berkata, 
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
“Kami belum pernah melihat (obat yang mujarab bagi) dua orang yang saling mencintai sebagaimana sebuah pernikahan,”
 (HR. Ibnu Majah).

Surat untuk Calon Imamku


Assalamualaikum wr.wb.

Ini adalah tentang rindu yang selalu hadir, yang selalu  ku ungkapkan pada-Nya. Tentang  harapan dan keinginan.. Aku ingin menjadi  manusia yang Allah cinta, tetapi ketika aku berkaca terhadap diriku sendiri, sungguh aku merasa malu, aku mengaku cinta pada-Nya namun panggilan-Nya terkadang masih ku nomor duakan,, aku mengaku cinta rindu pada-Nya dan Rosul-Nya namun aku masih sering meninggalkan kewajiban dan sunnah-Nya, yang padahal Allah memberikan waktu dan kemampuan padaku untuk melakukannya, berapa puluh kali aku bersholawat untuknya, kekasih Allah Muhamad Rosuluallah, berapa puluh kali aku berdzikir mengingat Nya dalam sehari, rasanya masih terlalu jarang. Yaa Allah ampuni aku..

Calon imamku yang dirahmati Allah..
Kau tau... aku sangat bersyukur karena aku sangat merasakan karunia dan kasih Allah yang sungguh luar biasa..
Betapa Allah sangat mencintaiku, sungguh aku sangat merasakanya. Aku ditempatkan di dunia ini, ditempa untuk menjadi dewasa, di dunia yang menyilaukan ini.. agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan. Meskipun kadang aku sempat berkeluh pada-Nya dan putus asa, namun kini kurasakan diri ini jauh lebih baik.. hingga saatnya kini aku merasa telah siap untuk memohon pada-Nya seorang pendamping hidup yang bisa mencintaiku setulus hatinya, dan aku harap kamulah seorang pria yang Allah takdirkan untukku. Melalui sahabat baikku, irma ummu fahmi dan suaminya, kita menjalani proses taaruf. Setelah prosesi ta'aruf dan nadzor yang kurasa begitu berat dan cepat, aku sangat ingin menerimamu Insyaa Allah itu karena dalam dirimu aku melihat masa depan dunia juga akhiratku akan jauh lebih baik jika aku menjadi istrimu dan ku harap demikian pula denganmu jika kau menjadi suamiku. Aku berharap kamu lah yang terbaik untukku, untuk keluargaku dan untuk dunia akhiratku. 

Selama penantianku menunggu akad itu tiba, kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku bagian terapuh diriku, melalui orang - orang terdekatku pun juga melalui mu.. cobaan demi cobaan sebelum kita menikah, sesuatu yang ada pada diriku yang telah menjadi sumber masalah diantara kita. Namun aku tahu jawabannya, Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya. Ujian demi ujian Insyaa Allah membuatku menjadi lebih tangguh, menjadikanku lebih baik lagi sebagai seorang muslimah.. sehingga saat (nanti) kita bersama, kau bangga telah memiliki aku dihatimu, menemani harimu.. harapanku.

Aku mengharapkan keshalehan dari suamiku (kelak) dan Insyaa Allah harapan itu akan aku dapatkan darimu.. dan semoga begitu juga dengan mu karena jika kau mengharapkan kecantikan dariku, maka itu akan sia - sia saja. Aku masih haus akan ilmu, namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu. Pun soal agama, aku masih jauh dari sempurna.. harapanku nanti kita akan belajar bersama - sama, jadikan aku makmum mu yang patuh dan taat pada Allah, jadikan aku makmum mu yang senantiasa menerima dan bersyukur dengan sgala pemberianmu, jadikan aku makmum mu yang selalu bisa bertahan dengan segala kondisi kita nanti.. disaat lapang maupun disaat sempit, dan tentu juga bantu aku menjadi ibu yang baik untuk anak - anak kita nanti. Aku ingin kau siap untuk mencintaiku dengan tulus walau nanti saat kita menua, aku tak lagi terlihat cantik, saat aku sakit atau saat hal buruk sedang menimpaku. Aku ingin hatiku tenang saat berada bersamamu, saat kau berbicara denganku dengan nada halus, saat aku melihat wajahmu sepulang kau dari masjid, sepulang kau dari tempat kerjamu, atau saat kau mengantar jemputku saat aku bersafar.

Kita sama - sama tau bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah swt, jadi dengan segala ilmu yang kita punya, aku berharap kita bisa sama - sama menerima dan  bersabar atas kekurangan yang  kita miliki, juga bersyukur atas kelebihan yang Allah anugrahkan dalam diri kita.. Ingatlah bahwa aku hanya wanita biasa yang selalu butuh bimbingan, yang tidak luput dari berbuat salah dan khilaf maka mohon bersabarlah lalu ridhoi dan doakanlah aku agar aku mampu menjadi istri sholehah, yang akan mampu membuat hatimu tentram saat kau bersamaku, yang pantas bersanding denganmu didunia dan diakhirat kelak. 
Menikah denganmu adalah impianku untuk  menuju syurga-Nya bersamamu, bersama anak - anak kita. Insyaa Allah.
 
Wassalamu'alaikum, wr.wb.


Calon Istrimu,
Candra Ayu Fajrina

* ditulis 28 Juli 2015
* diterbitkan 05 Oktober 2015



Rabu, 01 Juli 2015

Doa Agar Terhindar dari Sifat Malas

Doa yang di ajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam agar terhindar dari sifat malas :
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa membaca do’a ini :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

“Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat.

Artinya :
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).”
[HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706]



Kamis, 04 Juni 2015

Mengangkat Derajat Kedua Orang Tua di Surga


(catatan untuk para anak)
  
Oleh: Adam Cholil Al Bantani
Suatu anugrah yang sangat agung jika seseorang menjadi hamba Allah swt yang shaleh. Karena ia akan mendapatkan kehidupan yang bahagia di dunia dan derajat yang tinggi di surga nanti. Tetapi akan lebih berbahagia lagi jika seseorang juga memiliki anak yang shaleh. Karena derajatnya akan lebih ditingkatkan lagi ke derajat yang lebih tinggi berkat doa dan istighfar anaknya. Sa’id bin Al Musayyab berkata: Seseorang dapat diangkat derajatnya ke langit (derajat yang tinggi) karena doa yang dipanjatkan anaknya setelah ia meninggal. (Riwayat Imam Malik dalam Al Muwaththa’)

Allah swt. juga berfirman: 

رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٨)وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (٩)

Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'adn yang telah Engkau janjikan kepada merekadan orang - orang yang saleh diantara bapak - bapak mereka, istri - istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu Maka Sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan Itulah kemenangan yang besar".(QS. Al-Mu’min:8-9)


Imam Al-Qurtubi dalam kitab tafsirnya mencatat, bahwa sebagian ahli tafsir mengatakan: Sesungguhnya seorang anak apabila ia memiliki derajat yang lebih tinggi dari bapaknya nanti di akhirat, maka ia akan meminta kepada Allah swt agar bapaknya juga diangkat derajatnya.

Imam Al-Qurtubi menambahkan, bahwa Said bin Jubair berkata: Ketika seorang laki-laki akan masuk surga ia berkata, “Wahai Tuhanku, di mana keberadaan bapakku, kakekku, dan ibuku? Di mana juga anak dan cucuku? Di mana pula istriku?” Dikatakan kepadanya: “Mereka tidak beramal seperti kamu.” Laki-laki itu berkata, “Wahai Tuhanku, aku beramal untukku dan untuk mereka.” Dikatakan kepadanya, “Masukkanlah mereka ke dalam surga.” Kemudian Said bin Jubair membaca ayat yang artinya:
“(malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,

Hal ini juga ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah saw. bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia lagi Agung mengangkat derajat seorang hamba shaleh di dalam  syurga ( ke tempat yang lebih tinggi). Kemudian hamba shaleh itu berkata : " Tuhanku, darimana saya mendapatkan kemuliaan ini?" Allah berfirman : " ini berkat permohonan ampunan anakmu untukmu". (HR Thabrani, Baihaqi)



Suatu hal yang sangat penting bagi para orang tua adalah mempersiapkan anak-anaknya agar sepeninggalnya mereka menjadi orang-orang yang bisa memberikan kebaikan kepadanya, mengangkat derajatnya, dan menyelamatkannya di akhirat kelak. Hal tersebut akan di dapat jika anak-anak yang ditinggalkan menjadi anak-anak yang shaleh. Karena hanya anak-anak shalehlah yang bisa mendoakan kedua orang tuanya dan memintakan ampun atas dosa-dosanya ketika kedua orang tuanya sudah mati. Sebaliknya jika yang ditinggalkan adalah anak-anak yang “salah”, yang selalu bermaksiat kepada Allah swt., menggunakan harta yang di warisi dari orang tuanya untuk bermaksiat, saling berbuat jahat dengan sesama saudaranya, berbuat onar, maka hal itu bisa menjadi beban dosa dan menambah kesengsaraan bagi kedua orang tuanya. Maka mumpung kita masih diberi kesempatan hidup oleh Allah swt., bekerja keraslah untuk menjadikan anak-anak kita menjadi anak-anak yang shaleh sebelum datang penyesalan yang tiada akhir.

Basahilah lisan kita dengan beristighfar untuk diri kita, kedua orang tua dan kaum muslimin.


"Robbanaghfir lii wa li waalidayya wa lil mu'miniina 
yauma yaquumul khisaab".

Ya Rabb kami, ampuni aku, kedua orang tuaku, dan segenap orang - orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat). 
(QS.Ibrahim : 14)



 *Diambil dari tulisan:
   Zainnuri Hidayat